Tasawwuf Dari AL-Aimmah AL-Arba'ah(imam 4)

1. Tasawwuf menurut Imam Madzhab Hanafiyah

Imam Abu Hanifah (Pendiri Mazhab Hanafi) berkata : Jika tidak karena dua tahun, Nu’man telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as-Shodiq,maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahuijalan yang benar.
(Kitab Durr al Mantsur)

2. Tasawwuf menurut Imam Madzhab Malikiyah

Imam Maliki (Pendiri Mazhab Maliki) berkata : Barangsiapa mempelajari/mengamalkantasawuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dengan disertai fiqih dia meraih kebenaran.
(’Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).

3. Tasawwuf menurut Imam Madzhab Syafi'iyah

Imam Syafi’i (pendiri mazhab Syafi’i) berkata : Saya berkumpul bersama orang-orang sufi dan menerima 3 ilmu: Mereka mengajariku bagaimana berbicara,Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutanhati, Mereka membimbingku ke dalam jalan tasawuf.
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam ‘Ajluni, vol. 1, hal. 341)

4. Tasawwuf menurut Imam Madzhab Hanabilah

Imam Ahmad bin Hanbal (Pendiri mazhab Hambali) berkata : Anakku, kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka adalah orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi.Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka.
(Ghiza al Al-bab, vol. 1, hal. 120 ; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)

Barang siapa bertasawuftanpa berfikih maka dia zindiq Barang siapa berfikih tanpa bertasawufmaka dia fasik Barang siapa menggabungkeduanya maka dia akan sampai pada hakikat (Imam Malik)

Imam Malik berkata : Fiqih tanpa Tasawwuf adalah munafiq..

من تصوف ولم يتفقه فقد تزندق ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق ومن جمع بينهما فقد تحقق

Barang siapa belajar tasawuf tanpa belajar fiqih berarti ia zindiq. Barang siapa belajar fiqih tanpa tasawuf berarti ia munafiq. Dan barang siapa mengumpulkan tasawuf dan fiqih berarti ia adalah orang yang benar. (Iqozhul Himam. Hlm 6).

Kalam Imam Syafi’i berikut ini dalam bentuk bait syi’ir untuk membungkamhujjah mereka :

فقيهاً وصوفياً فكن ليس واحدا فإنــي وحـق الله إيـاك أنصح, فذلك قاس لم يذق قلبه تقــى وهذا جهول كيف ذو الجهل يصلح

Jadilah kamu seorang ahli fiqih yang bertasawwuf jangan jadi salah satunya, sungguh dengan haq Allah aku menasehatimu.
Jika kamu menjadi ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras tak akan merasakan nikmatnya taqwa. Dan jka kamu menjadi yang kedua saja, maka sungguh dia orang teramat bodoh, maka orang bodoh tak akan menjadi baik.
(Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i halaman : 19)

Nasihat Imam Asy-Syafi'I Rohimalloh:

فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح

Berusahalah engkau menjadi seorang yg mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawwuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikannasehat padamu.
Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa.
Sedangkan orang yg hanya menjalani tasawwuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik.
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, halaman. 47]



Penulis: Ustadz Abdul Qodir Al-Busthomi III
Powered by Blogger.