Bashiroh Mata Batin

Allah memberi manusia organ mata agar dapat melihat segala yang zahir. Tetapi untuk dapat melihat hal yang ghoib, Allah telah mengaruniakan suatu penglihatan yang halus di dalam hati, yang dikenal dengan Bashiroh, yakni Mata Hati atau Mata Ruh.

Bashiroh terbuka di dalam hati orang-orang yang dekat kepada Allah. Tidak ada satupun ilmu di dunia ini yang dapat memberikanBashiroh, padahal, manusia sangat memerlukannya untuk sampai ke Alam Ghoib yang merupakan rahasia2 Tuhan, kecuali.......ia tergolong orang-orang yang diberi karunia khusus oleh Tuhan, yaitu Ilmu yang datangnya dari kesadaran diri tentang Allah yg tercurah ke dalam hatinya untuk mengenal alam rahasia Allah Yang Ghoib, seperti firman-Nya: “….yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”. (Q.S. Al-Kahfi : 65)

Segeralah Taubat. Dengan taubat itu mudah-mudahan kita mendapat petunjuk dan hikmah dari Allah SWT. Firman Allah : “Dan bersegeralah kamu menuju ampunan Tuhanmu dan menuju syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakanuntuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya)baik diwaktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Q.S. Ali Imran : 133-134)

Masuklah kembali menuju Allah. Jangan sampai menunggu jalan itu tidak dapat dilalui lagi atau hingga tidak ada lagi orang yang dapat memberi petunjuk ke jalan itu. Tujuan kita datang ke bumi yang sempit dan fana’ ini bukankah tuk beribadah.Sikap semacam ini bukanlah sikap yang dikehendaki Allah dan diajarkan Rosul.

Risalah yang disampaikan kepada manusia memiliki dua katagori, yaitu zahir dan batin, nyata dan ghaib, tampak dan tidak tampak. Risalah yang zahir ialah hukum syari’at dan risalah yang batin ialah ilmu hikmah. Allah memerintahkan kepada kita supaya mematuhi syari’at untuk mengharmonikan aspek zahir kita. Demikian pula dengan aspek batin kita, hendaknya kita mengharmonikannya dengan ilmu hikmah. Jika yang zahir dan batin bersatu, atau apabila syari’at dan hikmah berpadu, barulah seseorang itu dapat mencapai taraf HAKIKAT. Ibarat POHON yang telah mengeluarkan daun, putik, bunga dan seterusnyamenjadi buah. Firman Allah : “Antara keduanya ada batas yang tidak dapat dilampui oelh masing-masing”. (Q.S. ar-Rahman : 20)

Jelaslah kini bahwa keduanya harus disatu-padukan. Hakikat tidak dapat dicapai hanya melalui ilmu yang diperoleh melalui panca indra. Lewat panca indra semata, seseorang tidak akan dapat mencapai tujuannya,yaitu mengenal Zat Yang Asal. Ibadah yang sebenarnyamemerlukansyari’at dan hakikat.


Penulis: Ustadz Abdul Qodir Al-Busthomi III
Powered by Blogger.