Siapa wali itu ? Bagaimana mengetahui wali itu ?

Mereka tidak mengetahuinya kecuali diberitahu Allah, dan tidak ada yag mengetahui Allah kecuali orang yang mengetahui Allah, dan tidak ada yang tahu mengetahui Allah kecuali orang yang telah tahu Allah juga.

Sayyidina Ali berkata : maka aku tidak mengetahui Tuhan apabila Allah tidak mendidikku dan ini adalah pendidik batin yang tidak aku berhasil kecuali dengan sebab pendidikan oleh pendidik dhohir, dan pendidik dhohir yaitu dengan ditalkin oleh Syaikh Mursyid yakni Wali Mursyid yang dibutuhkan dan tidak mencari kecuali Allah, dan orang yang di Talkin, diberi petunjuk dengan cara Talkin Laailaahaillallah. Dan tidak ditalkin kecuali talkin Laailaahaillallah seperti Rosulullah menalkin kalimah Tayyibah ini kepada para sahabat .

Syaikhuna Al- Mukarom Sayyidi Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin menalkin kita dengannya bahkan sampai akhir zaman, tak ada talkin orang yang menalkin kecuali dengan Laailaahaillallah, karena Lailaahaillallah adalah paling utama dari keutamaan bunyi dzikir yang dipilih oleh kaum yang dimaksud kaum adalah mereka Wali Allah dan tak ada yang memilihnya kecuali orang yang khusu kepadanya.talqin Rasullulah bersabda:

امرت ان اقاتل الناس حتى يقولوا لا اله الا الله.

Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka berkata Laailaahaillallah.

dan nabi bersabda dalam doa setelah talqin:

اللهم انك بعثتنى بهاذه الكلمة وامرتنى بها ووعدتنى عليها الجنة وانك لا تختلف الميعاد .

Ya Allah, engkau telah mengutusku atas Laailaahaillallah dengan surga dan sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji

Dan Rasulullah bersabda :

الا أبشروا فان الله قد غفورلكم.

Berilah kabar gembira oleh kamu sekalian, karena Allah telah memaafkan kamu.

Sayyidina Ali Bin Abi Thalib r.a berkata Muhammad adalah manusia yang paling tahu kepada Allah, mereka sangat mencintai, Allah mengagungkan ahli Laailaahaillallah, karena ahli Laailahaillalah adalah ahli Allah dan ahli Lailaahaillallah adalah nama Allah yang pertama. Maka barang siapa bersahaya Laailaahaillalah pasti dia berserta Allah , tidak memisahkan namanya,seperti berlaku pada sebagian Hawatif Rubaniah Allah berfirman :

اذا لم ترنى فالزم اسمي فان اسمي لا يفارقني.

Maka kalau kau tidak melihatku maka tetapkanlah namaku karena namaku tidak pernah berpisah dengan Aku.
(Kitab Mizan Kubro, hlm : 135 ).

Barang siapa bersama Allah dia adalah hamba yang diberi Rahmat oleh Allah dan diajarkannya dengan Ilmu, tidak ada dia kecuali Wali Allah .Dia sibuk mengingat kepada Allah dan lari kepada Allah., dan tidak mencintai kecuali Allah, tidak berdiri, duduk, dan berbaring kecuali dengan Dzikir kepada Allah dan setiap ucapannya mempunyai arti “kembali untuk memenuhi. Al-Hafid Jalaludin Abdurrahman Al-Suyuti dalam Syarah Jauhar Maknun berkata :

والفعل والحرف كحال الصوفي , ينطق انه المنيب الموفى

Kalimat fi’il dan haraf bagaikan seorang shufi, bahwasannya orang shufi berkata seolah-olah telah kembali dan mati.

Seperti Arif billah Sayyid Abdurahman Al-Khudhuri Rohimakumullah ta’ala menyebutkan bahwa Majaz yang dimaksud pada syi’ir ini adalah majaz isti’ariyah tiba’iyah fi’liyah yaitu sesuatu yang berlaku pada kalimat fi’il, yaitu segala keadaan orang sufi adalah benar, yang dimaksud Tasauf orang sufi adalah bersih hatinya dari selain Allah maka apabila orang sufi berbicara (yanthiqu bima’na yadullu) keadaannya (menunjukkan) seperti telah kembali yakni orang yang kembali kepada Allah dalam segala apapun yaitu dengan hati .

Yang dimaksud kembali kepada Allah dengan hatinya, yaitu dengan cara membiasakan dzikir kepada Allah baik dzikir Sirri maupun dzikir Jahar. Tidak dengan kakinya . Hal itu ditunjukan oleh Rosulullah saw kepada Sahabat baik secara jama’ah maupun secara perorangan , maka apabila bersih hatinya dari sesuatu selain Allah dan mesti mencintainya. Allah bersamanya , dan mencintainya hingga Allah berfirman : Maka apabila Aku mencintainya pasti Aku jadi pendengarnya ,dimana dia mendengarkannya dan menjadi penglihatanna dimana dia melihatnya, dan menjadi tangannya dimana dia bertindak dengan tangannya, dan menjadi kakinya, didunia dia berjalan, dan apabila dia meminta kepada-Ku Aku memberinya, dan apabila meminta perlindungan maka Aku melindunginya.

Adapun yang dimaksud Allah memberi kuasa orang yang dicintainya pada semua keadaannya, baik gerakannya dan diamnya selalu beserta Allah swt. Hal itu bagaikan anak kecil yang dicintai orang tuanya karena kecintaannya menguasai terhadap segala keadaannya.

Maka anak itu tidak makan kecuali dengan tangan salah satu dari kedua orang tuanya, dan tidak berjalan kecuali dengan kakinya dll.

Maka tidak hanya sekali Syaikh Sayyid Arifbillah untuk berkunjung kekuburan wali songo untuk memulyakan mereka, karena mereka adalah Sulton Aulia dimasa Syaikh Abdul Qodir jaelani Qs. dan mudah-mudahan Allah meluaskannya, dengan dipanjangkan umurnya

0 Response to "Siapa wali itu ? Bagaimana mengetahui wali itu ?"

Powered by Blogger.